Mau jadi investor reksa dana, tapi bingung cara memilih Reksadana Syariah?
Kalau mau diurut-urut berdasarkan aturannya, reksadana syariah sebenarnya sama saja dengan reksadana non syariah, di mana jenis investasi ini harus dilakukan berdasarkan ketentuan OJK.
Perbedaannya hanya terletak pada fatwa MUI yang menjadi acuan utama dalam pengelolaan dana reksadana syariah.
Dengan adanya peraturan ini, pilihan reksadana syariah menjadi lebih sedikit dan terbatas.
Tapi nih ya, meskipun pilihannya sedikit, investor – terutama yang masih pemula – kerap masih sering merasa bingung dalam memilih reksadana syariah yang terbaik.
Tentu, apabila salah memilih, profit dan kinerja reksadana bisa menjadi tidak optimal dan menguntungkan.
Nah untuk meminimalisir potensi kesalahan tersebut, berikut beberapa tips dalam memilih dan rincian singkat mengenai reksadana syariah.
Tips Memilih Reksadana Syariah
Reksadana Syariah Investasi Jangka Pendek
Reksadana Syariah Pasar Uang
Instrumen reksadana syariah yang termasuk ke dalam investasi jangka pendek adalah reksadana syariah pasar uang.
Apa itu reksadana syariah pasar uang?
Dilansir dari sikapiuangmu.ojk.go.id reksadana syariah pasar uang adalah kegiatan investasi pada pasar uang syariah yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
Jadi, instrumen ini sangat cocok sekali sebagai pilihan alokasi dana investasi untuk mendapat keuntungan dalam jangka pendek.
Agar lebih paham, yuk kenali serba-serbi reksadana syariah pasar uang berikut ini:
- Sudah sesuai dengan Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan nomor 20/DSN-MUI/IV/2001
- Bisa dibeli dengan minimal nominal Rp 100.000
- Imbal hasil yang diberikan reksadana syariah pasar uang ini paling rendah dibandingkan instrumen investasi lain. Hal ini disebabkan tingkat risiko yang rendah dengan tingkat kepastian cukup tinggi. Namun instrumen pasar uang ini lebih menguntungkan daripada tabungan dan deposito. Berdasarkan data dari Bareksa.com, tingkat rata-rata pengembalian reksadana syariah pasar uang berhasil mencapai titik 7,46% di tahun 2020.
- Sifat sangat fleksibel karena termasuk ke dalam investasi jangka pendek. Opsi ini juga bisa diperjual-belikan kapan pun dan di mana pun.
- Mudah. Investasi pasar uang ini sangat mudah dilakukan karena tidak memerlukan analisa mendalam. Selain itu, berkat perkembangan teknologi, kini semua orang bisa mengaksesnya melalui e-commerce.
- Tingkat likuiditas cukup tinggi, sehingga cukup aman karena bisa dicairkan kapan saja.
Reksadana Syariah Investasi Jangka Menengah
Reksadana syariah investasi jangka menengah terdiri dari 2 instrumen yaitu reksadana syariah pendapatan tetap dan reksadana syariah terporoteksi.
Berikut ulasan untuk masing-masing sekuritas tersebut;
Reksadana Syariah Pendapatan Tetap
Reksadana syariah yang termasuk ke dalam model investasi jangka menengah adalah reksadana syariah pendapatan tetap.
Dilansir dari Cermati.com, reksadana pendapatan tetap adalah kegiatan investasi dengan mengalokasikan dana pada efek utang suatu perusahaan untuk mendapat keuntungan tetap.
Disebut juga dengan reksadana pendapatan tetap karena sekuritas ini akan memberikan pengembalian secara rutin.
Contohnya, investor akan membeli obligasi dengan jatuh tempo lebih dari 1 tahun, sebagai ucapan terima kasih, perusahaan akan memberikan bagi hasil secara rutin dalam jangka 1, 3, hingga 6 bulan.
Berikut info lengkap mengenai sekuritas reksadana syariah pendapatan tetap;
- Mayoritas investasi dialokasikan pada Obligasi Syariah (Sukuk) yang dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia ataupun obligasi syariah yang memiliki minimum BBB setara yang diperjualbelikan di Bursa Efek.
- Obligasi Syariah akan memberikan return kepada investor berupa bunga. Return ini diberikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan pada surat obligasi.
- Tingkat pengembalian tetap dan moderat, tidak sebesar saham. Hal ini berimplikasi pada kepastian dan tingkat risiko yang rendah.
- Sekuritas pendapatan tetap memiliki jangka waktu tidak lebih dari 5 tahun, jadi termasuk ke dalam reksadana syariah jangka menengah.
- Reksadana Syariah Terproteksi
Sesuai dengan namanya, reksadana syariah terproteksi mampu menjaga 100% dana investasi ketika jatuh tempo.
Reksadana syariah terproteksi memiliki komposisi minimal 70% untuk sekuritas berpendapatan tetap syariah yang diperdagangkan di indonesia maupun luar negeri.
Sedangkan 30% sisanya dialokasikan pada instrument saham syariah yang diperjualbelikan di bursa efek luar negeri.
Yuk, kenali reksadana syariah terproteksi ini lebih dalam melalui informasi di bawah ini;
- Keamanan dan likuiditas cukup tinggi, di mana investasi bisa dicairkan meskipun reksadana belum jatuh tempo.
- Tidak memerlukan jaminan atas proteksi dari pokok investasi
- Diperdagangkan dalam bursa efek melalui masa penawaran, sehingga investor tidak bisa membelinya sewaktu-waktu.
- Risiko dan manfaat dari reksadana syariah terproteksi ini setara dengan produk reksadana syariah lainnya.
Reksadana Syariah Investasi Jangka Panjang
Reksadana syariah investasi jangka panjang terdiri dari 2 instrumen, yaitu reksadana saham syariah dan reksadana syariah campuran.
Berikut ulasan lengkapnya;
Reksadana Saham Syariah
Reksadana saham syariah adalah kegiatan investasi dengan mengalokasikan dana pada instrumen saham berbasis syariah.
Meskipun dinamakan dengan reksadana saham syariah, tetapi tidak semua dana investasi dialokasikan pada sekuritas saham.
20% sisanya, biasanya akan dialokasikan pada instrumen pasar uang yang berlandaskan syariah.
Penentuan saham syariah didasarkan pada Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penerbitan ini dilakukan setiap waktu dengan prinsip syariah yang berlaku untuk sekuritas.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa rincian mengenai reksadana saham syariah;
- Dibanding instrumen lain, saham memiliki tingkat pengembalian yang paling tinggi. Dalam kurun waktu satu tahun, return saham bisa mencapai 10-20%. Sehingga cocok sekali untuk investasi jangka panjang kebutuhan pendidikan, pensiun, dll yang fluktuasinya melebihi inflasi.
- Tingkat pengembalian yang tinggi tentu seiring dengan risiko yang harus ditanggung. Dibanding sekuritas investasi lain, reksadana saham syariah ini memiliki tingkat risiko yang paling tinggi pula.
- Reksadana Syariah Campuran
Instrumen reksadana syariah jangka panjang yang kedua adalah reksadana syariah campuran. Mengapa disebut campuran?
Karena sekuritas ini merupakan gabungan dari beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, pasar uang, sukuk, dan reksadana pendapatan tetap.
Komposisi dari campuran reksadana ini akan ditetapkan oleh investor atau manager investasi.
Tentunya akan ada perhitungan yang matang agar mendapatkan risiko terendah dengan pengembalian tertinggi.
Investasi reksadana syariah campuran ini sangat cocok bagi Sahabat Syariah yang profil risikonya rendah tetap ingin keuntungan yang melimpah.
Namun tentunya harus menggunakan strategi dan analisa yang matang dan terencana.
Berikut informasi selengkapnya mengenai reksadana syariah campuran;
- Tidak hanya komposisinya, tingkat risiko dari reksadana syariah campuran ini juga campuran antara risiko saham dan pendapatan tetap. Sehingga risiko yang ditanggung akan berada ditengah-tengah kedua instrumen tersebut.
- Sebaiknya investor memiliki tujuan investasi jangka panjang lebih dari 5 tahun karena risiko yang cukup tinggi.
- Memiliki perpaduan yang pas yaitu tingkat pengembalian lebih tinggi dari sekuritas pendapatan tetap, namun risiko lebih rendah dari sekuritas saham.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai tips memilih reksadana syariah.
Dengan mengetahui beberapa jenis dan model investasi reksadana syariah di atas, kini Sahabat Syariah bisa memilih mana sekiranya opsi investasi syariah yang paling tepat untuk Sahabat Syariah.